Posted by : Unknown
Jumat, 28 September 2012

Lalu bagaimana dengan impian kita pada saat terbangun? Didepan mata kita terbentang kehidupan dari arah selatan menuju utara dari sebelah timur menuju barat dengan segala persoalan yang membutuhkan jawaban. Manakala kehidupan yang kita jalani hanya mimpi saja tentu tidak akan bermasalah sebab itu sekedar mimpi yang tidak perlu memeras otak . salah satunya hancurnya impian yang telah kita bangun sejak kecil dengan bantuan orang –orang disekitar kehidupan kita terutama kedua orang tuanya.
Mereka dengan kasih sepenuh hati mendidik anak-anaknya agar bisa menikmati hidup dengan sesempurna mungkin. Mereka menanamkan budi pekerti dengan ihlas dan diberi pengetahuan yang cukup bahkan orang tua kita rela mengorbankan harta bendanya demi masa depan anak –anaknya. Mereka punya pemahaman yang kuat prihal mendidik anak anaknya sehingga mereka memiliki keyakinan dalam mendidik agar kelak anak – anaknya menjadi seperti impian yang ada dalam alam pikirannya. Para orang tua selalu terus berusaha dengan sepenuh hati untuk mendapatkan anak – anak seperti yang orang ada alam pikirannya bahkan dirinya rela hati untuk mengemis demi masa depan mereka bahkan tidak jarang para orang tua melupakan kepentingan dirinya sendiri demi kesuksesan anak-anaknya.
Keinginan untuk meraih impian yang dimiliki oleh orang tua tidaklah cukup untuk dijadikan modal unuk mendorong anak – anak meraih masa depan yang gemilang, mereka masih memerlukan banyak modal dasar diantaranya yang sangat penting yaitu budi pekerti [ahlak mulia] dan pengetahuan dasar yang mumpuni. Terkadang kita melupakan factor dasar yang harus dimiliki anak yaitu kepribadian atau karakter [ahlak mulia] yang dalam perjalanan kehidupan anak justru banyak menentukan keberhasilannya.
Ke seimbangan karakter yang harus dimiliki anak diharapkan menjadikan anak tidak mudah terpengaruh oleh hal –hal negative dalam kehidupan sehari – hari yang sangat dekat dengan diri anak itu sendiri. Pergaulan anak hanya bias terkontrol sebatas pandangan mata mampu melihatnya, manakala batas kemampuan kemampuan terlepas maka saat itu pula control kita sirna, hanya lingkungan yang tahu. Kejadian seperti itu pasti dialami semua orang tua (bukankah kemampuan mata kita sangat terbatas ? ) Oleh Karena itu yang harus kita benahi dalam mendidik anak adalah keimanan anak kepada Allah subhana wataalah terus dilakukan dengan baik tanpa kenal lelah. Barangkali ini salah satu konsep hidup dalam mendidik anak yang perlu dibertimbangkan dan dikembang oleh setiap pribadi muslim yaitu :
1. Jika anak dibesarkan dengan cara celaan ia akan belajar memaki
2. Jika anak dibesarkan dengan cara permusuhan ia akan suka berkelahi
3. Jika anak dibesarkan dengan cara cemoohan ia akan menyesali diri
4. Jika anak dibesarkan dengan cara penghinaan ia akan merasa rendah diri
5. Jika anak dibesarkan dengan cara toleransi ia akan mampu menahan diri
6. Jika anak dibesarkan dengan cara dorongan ia akan selalu percaya diri
7. Jika anak dibesarkan dengan cara sebaik – baik perlakuan ia akan mengupayakan keadilan
8. Jika anak dibesarkan dengan cara kasih sayang dan persahabatan ia akan menemukan cinta dalam hidupnya
By Samsul Arifin